Corat Coret

Thursday, November 09, 2006

SEBELUM KAMU MENGELUH

Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.

Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa,
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda,
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.

Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.

Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan

Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.

Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Sang Pencipta bahwa kamu masih hidup !

Life is a gift. Live it... Enjoy it... Celebrate it... and fulfill it.

Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu.

Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan.

Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan, Mereka cantik/tampan karena anda mencintainya.

It's true you don't know what you've got until it's gone,
but it's also true You don't know what you've been missing until it arrives!!!

Nice Story – Tak Bersalah

Aku baru masuk kuliah saat bertemu dengan Keluarga White.
Mereka sangat berbeda dengan keluargaku, namun aku langsung
merasa betah bersama mereka.

Aku dan Jane White berteman di sekolah, dan keluarganya
menyambutku - orang luar - seperti sepupu jauh.

Dalam keluargaku, jika ada masalah, menyalahkan orang itu selalu
penting. "Siapa yang melakukan ini?" ibuku membentak melihat dapur
berantakan.

"lni semua salahmu, Katharine," ayahku berkeras jika kucing berhasil
keluar rumah atau mesin cuci piring rusak. Sejak kami kecil, aku dan
saudara-saudaraku saling mengadu. Kami menyiapkan kursi untuk si
Terdakwa di meja makan.

Tapi Keluarga White tidak mencemaskan siapa berbuat apa.
Mereka merapikan yang berantakan dan melanjutkan hidup mereka.

lndahnya hal ini kusadari penuh pada musim panas ketika Jane meninggal.

Keluarga White memiliki enam anak: tiga lelaki, tiga perempuan. Satu
putranya meninggal saat masih kecil, mungkin karena itulah kelima
yang tersisa menjadi dekat.Di bulan Juli, aku dan tiga putri White
memutuskan berjalan-jalan naik mobil dari rumah mereka
di Florida ke New York.

Dua yang tertua, Sarah dan Jane, adalah mahasiswa, dan yang terkecil,
Amy, baru menginjak enam belas tahun. Sebagai pemilik SIM baru
yang bangga, Amy gembira ingin melatih keterampilan mengemudinya
selama perjalanan itu.

Dengan tawanya yang lucu, ia memamerkan SIM-nya kepada siapa saja
yang ditemuinya.

Kedua kakaknya ikut mengemudikan mobil pada bagian pertama
perjalanan, tapi saat mereka tiba di daerah yang berpenduduk jarang,
mereka membolehkan Amy mengemudi.

Di suatu tempat di South Carolina , kami keluar dari jalan tol untuk makan.
Setelah makan, Amy mengemudi lagi. Ia tiba di perempatan dengan tanda stop
untuk mobil dari arah kami. Entah ia gugup atau tidak
memperhatikan atau tidak melihat tandanya tak akan ada yang tahu.
Amy terus menerjang perempatan tanpa berhenti.

Pengemudi trailer semi-traktor besar itu tak mampu mengerem pada waktunya,
dan menabrak kendaraan kami.
Jane langsung meninggal.

Aku selamat hanya dengan sedikit memar. Hal tersulit yang kulakukan
adalah menelepon Keluarga White dan memberitakan kecelakaan itu dan bahwa
Jane meninggal. Sesakit apa pun perasaanku kehilangan seorang sahabat,
aku tahu bagi mereka jauh lebih pedih kehilangan anak.

Saat suami-istri White tiba di rumah sakit, mereka mendapatkan dua putri
mereka
di sebuah kamar. Kepala dibalut perban; kaki Amy digips. Mereka memeluk
kami
semua dan menitikkan air mata duka dan bahagia saat melihat putri mereka.

Mereka menghapus air mata kedua putrinya dan menggoda Amy hingga tertawa
sementara ia belajar menggunakan kruknya. Kepada kedua putri mereka,
dan terutama kepada Amy, berulang-ulang mereka hanya berkata,
"Kami gembira kalian masih hidup."

Aku tercengang. Tak ada tuduhan. Tak ada tudingan.

Kemudian, aku menanyakan Keluarga White mengapa mereka tak pernah
membicarakan fakta bahwa Amy yang mengemudi dan melanggar
rambu-rambu lalu lintas.

Bu White berkata, "Jane sudah tiada, dan kami sangat merindukannya.
Tak ada yang dapat kami katakan atau perbuat yang dapat menghidupkannya
kembali. Tapi hidup Amy masih panjang. Bagaimana ia bisa menjalani
hidup yang nyaman dan bahagia jika ia merasa kami menyalahkannya atas
kematian kakaknya?"

Mereka benar. Amy lulus kuliah dan menikah beberapa tahun yang lalu.
Ia bekerja sebagai guru sekolah anak luar biasa. Putrinya sendiri sudah
dua, yang tertua bernama Jane.

Aku belajar dari Keluarga White bahwa menyalahkan sebenarnya tidak penting.
Bahkan, kadang-kadang, tak ada gunanya sama sekali.

Menjadi orang yang berpikir positif

Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam
semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika
seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia
akan selalu menjawab, " Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka
menjadi orang kembar!"

Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga
mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang
lain.
Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry
adalah karena sikapnya.

Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami
hari yang buruk, dia selalu ada di sana , memberitahu karyawan tersebut
bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialaminya.

Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu
hari
aku temui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak
mungkin
seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu.
Bagaimana
kamu dapat melakukannya?" Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan
berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih
untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang
jelek. Aku selalu memilih
dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih
untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu
memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan,
aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat
mengambil
sisi positifnya. Aku selalu memilih sisi positifnya."
"Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku. "Ya, memang begitu," kata
Jerry, "
Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap
keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap
semua keadaan.
Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh
keadaanmu.
Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah
pilihanmu, bagaimana kamu hidup."

Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak
pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu
belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang
bersenjata.
Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan
salah
memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya.
Untungnya,
Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit.

Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan
intensif,Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian
peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan
setelah musibah tersebut.
Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku
dapat
yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas
luka-lukaku?" Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih
juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.

"Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus
mengunci pintu belakang," jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka
menembak
dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan:
aku
dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup."

"Apakah kamu tidak takut?" tanyaku. Jerry melanjutkan, " Para ahli
medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat
mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah
para
dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan
mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan."

"Apa yang kamu lakukan?" tanya saya. "Disana ada suster gemuk yang
bertanya padaku," kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi.
'Ya'
jawabku.
Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku.
Aku
menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Ditengah tertawa
mereka
aku katakan, ' Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai
orang
hidup, bukan orang mati'."

Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena
sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap
hari
kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya.
Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang
lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan
segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.

A God's Cake ..............

A God's Cake

Kadang kita bertanya dlm hati & menyalahkan Tuhan, "apa yg telah saya lakukan sampai saya harus mengalami ini semua ?" atau "kenapa Tuhan membiarkan ini semua terjadi pada saya ?"

Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai jelek dalam raport, putus dengan pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota .

Saat itu ibunya sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau mencicipinya, dengan senang hati dia berkata, "Tentu saja, I love your cake."
"Nih, cicipi mentega ini," kata Ibunya menawarkan. "Yaiks," ujar anaknya.
"Bagaimana dgn telur mentah ?" "You're kidding me, Mom."
"Mau coba tepung terigu atau baking soda ?" "Mom, semua itu menjijikkan."
Lalu Ibunya menjawab, "ya, semua itu memang kelihatannya tidak enak jika dilihat satu per satu. Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses yang benar, akan menjadi kue yang enak." Tuhan bekerja dengan cara yang sama.

Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan. Tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu per satu sesuai dgn rancanganNya, segala sesuatunya akan menjadi sempurna tepat pada waktunya. Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita. Tuhan teramat sangat mencintai kita. Dia mengirimkan bunga setiap musim semi, sinar matahari setiap pagi. Setiap saat kita ingin bicara, Dia akan mendengarkan. Dia ada setiap saat kita membutuhkanNya, Dia ada di setiap tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita.

PERSAHABATAN KERANG dan MUTIARA

Malam ini angin berhembus lembut, permukaan laut tenang , ada sedikit cahaya rembulan menerobos masuk ke dasar laut mana seekor kerang sedang duduk menikmati suasana temaram dan tenang. Gelombang lembut di dasar laut sana membawa pasir-pasir menari mengikuti arus bermain. Sebutir pasir masuk ke dalam tubuh kerang, membuat sang kerang kaget.

Heiii, siapakah kau gerangan, sang kerang bertanya. Aku adalah pasir, gelombang lautlah yang membawa aku ketempatmu. Siapakah kau ? tanya sang pasir. Aku kerang, penghuni dasar lautan ini.

Demikianlah perkenalan sang kerang dengan butir pasir tersebut. Perkenalan tersebut pada awalnya hampa rasanya, mungkin hanya ibarat sebutir pasir besarnya. Sampai suatu saat, sang dewi rembulan melihat persahabatan yang hampa tersebut.

Sang dewi berkata, wahai kerang tidakkah kau dapat lebih mencurahkan rasa persahabatan mu pada butir pasir lembut tersebut, dia begitu kecil dan lembut. Mulai sekarang biar aku mengajarkan bagaimana rasa persahabatan itu agar hidupmu lebih berarti.

Dengan lembut sang dewi mengajarkan, tidak sia-sia apa yang diajarkan sang dewi rembulan, persahabatan antara sang kerang dengan butir pasir lembut tersebut berbuah hasil. Ada canda, ada tawa, mereka berbagi masalah. Persahabatan itu telah merubah butir pasir lembut tersebut menjadi sebutir mutiara muda yang berwarna putih. Warna putih tersebut merupakan warisan sang dewi rembulan kepada mereka.

Disuatu siang yang terik, pada saat mereka sedang berbagi rasa di dasar laut yang berselimut pasir putih. Tiba-tiba mereka mendengar seruan ? hai sahabat, apa yang sedang kalian lakukan ? Sang kerang menjawab "siapa kah engkau gerangan ? " Wahai kerang tidakkah engkau mengenali aku ? aku Surya, dewa penguasa matahari yang menyinari seluruh bumi di siang hari. Aku melihat persahabatan mu dan mutiara muda itu tulus sekali.

Sang kerang menjawab, itu merupakan hasil didikan dewi rembulan yang lembut dan penuh cinta kasih. "Kalau begitu, biar aku lengkapi ajaran sang dewi, biar aku ajarkan kepada kalian tentang hangatnya cinta",jawab sang matahari. Seiring terbit dan tenggelamnya mentari, sang raja surya memupuk sang kerang dan mutiara muda dengan perasaan cinta. Jatuh cintalah sang kerang dengan mutiara muda itu. Mutiara muda itu sekarang menjadi sebutir mutiara putih bersih dan berkilau mewarisi sifat sang dewa surya, dan dibalut dengan cinta sang kerang, indah sekali.

Hidup sang kerang dan butir mutiara itu indah sekali, cinta mereka tulus, berbagai duka, suka, mereka lalui bersama. Tidak ada hari-hari seindah hari-hari yang mereka lalui. Suatu hari seekor ikan yang lewat berkata kepada sang butir mutiara "wahai mutiara elok, tahun depan Raja dari kerajaan di sebarang sana akan mengadakan pemilihan mutiara terindah, tidakkah kau tertarik untuk mengikutinya, rupamu elok, aku yakin raja akan memilihmu" kata sang ikan "Benarkah begitu ?" tanya sang mutiara. "Aku akan menyampaikan kabar gembira ini pada sang kerang kekasihku ", sambung sang mutiara.

Mulai saat itu sang mutiara rajin mempercantik diri, sang kerang juga memberinya semangat dan dorongan. Namun sang kerang tidak menyadari, keinginan besar sang mutiara untuk menang telah merubah sikap sang mutiara.

Sampai suatu hari mutiara tersebut berkata kepada sang kerang " wahai kekasihku kerang, perlombaan itu hampir tiba saatnya, aku ingin keluar sebagai pemenang, aku ingin mencapai cita-citaku, adalah lebih baik mulai saat ini kau menjadi temanku saja, bukan seorang kekasih. Aku ingin mencurahkan seluruh perhatianku untuk lomba itu, aku tidak mau terganggu".

Kata-kata tersebut melukai perasaan sang kerang, airmata jatuh? "kenapa kau melakukan ini padaku, aku menyayangimu dengan segenap hatiku, tidakkah engkau tau perasaanku, aku memang tidak mudah mengu ngkapkan perasaanku, aku kaku laksana kulitku yang keras, tapi mengapa ?" "Kerang yang baik, untuk apa engkau menangis, aku akan tetap menjadi sahabatmu, aku tetap akan menjaga hubungan kita" kata sang mutiara

Akhirnya tiba waktu perlombaan tersebut, sang raja langsung jatuh hati kepada butir mutiara tadi. "Inilah mutiara terindah yang pernah aku jumpai, aku memilihnya" kata sang raja. Akhirnya mutiara tersebut bersanding menjadi liontin sang raja. Setiap hari sang raja mengaguminya. Sang mutiara telah melupakan sang kerang, sang mutiara asik melayani sang raja.

Tinggallah sang kerang yang kembali duduk di keheningan di dasar laut sana, sepi, hampa hidup sang kerang itu. Setiap hari ia menunggu sang angin menyampaikan kabar dari sang mutiara, satu hari, dua hari, seminggu tidak ada kabar dari sang mutiara. "Biarlah aku menitip pesanku pada sang angin untuk mutiaraku" pikir sang kerang. "Wahai angin, sampaikan rasa rinduku pada mutiaraku yang ada di negeri seberang sana" pekik sang kerang. Sang angin menyampaikan pesan tersebut. Namun apa kata sang mutiara indah " angin, sampaikan kepada sang kerang, jangan ganggu aku, aku sibuk sekali melayani sang raja, dan sampaikan juga padanya untuk mencari mutiara lain saja". Kabar ini membuat sang kerang sedih, namun dalam kesedihannya rasa sayang sang kerang terhadap sang mutiara mengalahkan rasa kecewanya,ia tetap berdoa pada Ilahi agar sang mutiara berbahagia.

Nah sahabat dalam kehidupan nyata ini banyak persahabatan yang berakhir dengan sebuah hubungan cinta, jika kedua belah pihak punya komitmen, dan mau menanggung duka dan suka bersama-sama, hubungan itu bisa berakhir dengan sebuah jenjang pernikahan yang suci. Namun bisa juga percintaan itu berakhir dengan sebuah permusuhan yang mengakibatkan kedua belah pihak atau salah satunya terluka, kalaupun cinta itu dapat berakhir lagi dengan sebuah persahabatan, percayalah rasa persahabatan itu akan lain, akan hambar. Luka dari cinta itu Cuma bisa disembuhkan oleh waktu. Apakah anda memilih menjadi kerang tersebut atau mutiara indah tersebut ? Terserah anda.